Jenis Bahan | Monograf |
Judul | Kumis penyaring kopi : sekumpulan cerpen Pinto Anugrah / Pinto Anugrah ; ilustrator, Agung Prastyo |
Pengarang | Pinto Anugrah (Pengarang) (Pengarang) (Pengarang) (Pengarang) (Pinto Anugrah) (Pinto Anugrah) (Pinto Anugrah) Agung Prastyo (Ilustrator) |
EDISI | Cetakan pertama, Juni 2012 |
Penerbitan | Jakarta : Ning, 2012 |
Deskripsi Fisik | 132 halaman :ilustrasi ;13 x 19 cm |
Konten | teks |
Media | tanpa perantara |
Penyimpan Media | volume |
ISBN | 9786021962930 |
Subjek | Cerita Pendek Indonesia |
Abstrak | Jika Anda mengira ini adalah buku tentang kopi, Anda tertipu. Walaupun judulnya ‘Kumis Penyaring Kopi’ tidak serta merta bicara tentang kumis ataupun kopi. Pinto Anugrah, sang penulis memaknainya sebagai sebuah penyaring kultural bagi diri sendiri sebagai sebuah individu. “Kumis” adalah representasi dari tubuh, sementara “kopi’ dari kultur, dan “penyaring” sebagai representasi dari karya sang penulis sendiri. Ada 12 cerpen dalam buku ini yang merupakan karya penulis yang sudah dipublikasikan di berbagai media nasional. Bahkan memenangi beberapa penghargaan untuk penulisan cerita pendek. Seperti ‘Cerpen Pilihan Temu Sastrawan Indonesia II 2009’, ‘Lomba Cipta Cerpen Pemuda Menpora RI 2010’, ‘Ubud Writers and Readers Festival 2011’. Pinto mengangkat realitas sosial dalam sebuah fiksi berbalut sejarah budaya. Baginya, artefak-artefak budaya tersebut hidup dalam dirinya. Bahkan meninggalkan tanda tanya tak berkesudahan, membuatnya selalu menulis kisah yang berpijak pada akar sejarah budaya tanah air. Dalam ‘Emma Haven’ penulis bertutur soal cinta, perbedaan, dan perpisahan dengan latar zaman penjajahan Belanda. Penulis juga cukup apik membawa keharuan dalam ‘Bakiak’, berkisah tentang cinta sejati, kesetiaan, dan situasi politik pasca 1965. Membaca lembar demi lembar buku ini pembaca seolah terlempar dalam lorong waktu dengan potongan-potongan sejarah negeri ini. |
Bahasa | Indonesia |
Bentuk Karya | Cerita pendek |
Target Pembaca | Umum |
No Barcode | No. Panggil | Akses | Lokasi | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|
00005989512 | 813.01 PIN k | Dapat dipinjam | Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin - PDS HB Jassin Ruang Koleksi Umum | Tersedia
pesan |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
001 | INLIS000000000840911 | ||
005 | 20230209094909 | ||
006 | aa###g##########j# | ||
007 | ta | ||
008 | 230209s2012####jkia###g##########j#ind## | ||
020 | # | # | $a 9786021962930 |
035 | # | # | $a 0010-0223000624 |
040 | # | # | $a JKPDJAK$b ind$c rda |
041 | # | # | $a ind |
082 | 0 | 4 | $a 813.01$2 [23] |
084 | # | # | $a 813.01 PIN k |
100 | 0 | # | $a Pinto Anugrah$e Pengarang$e Pinto Anugrah$e Pengarang$e Pinto Anugrah$e Pengarang$e Pinto Anugrah$e Pengarang |
245 | 1 | 0 | $a Kumis penyaring kopi : $b sekumpulan cerpen Pinto Anugrah /$c Pinto Anugrah ; ilustrator, Agung Prastyo |
250 | $a Cetakan pertama, Juni 2012 | ||
264 | # | 1 | $a Jakarta :$b Ning,$c 2012 |
300 | # | # | $a 132 halaman : $b ilustrasi ; $c 13 x 19 cm |
336 | # | # | $a teks$2 rdacontent |
337 | # | # | $a tanpa perantara$2 rdamedia |
338 | # | # | $a volume$2 rdacarrier |
520 | # | # | $a Jika Anda mengira ini adalah buku tentang kopi, Anda tertipu. Walaupun judulnya ‘Kumis Penyaring Kopi’ tidak serta merta bicara tentang kumis ataupun kopi. Pinto Anugrah, sang penulis memaknainya sebagai sebuah penyaring kultural bagi diri sendiri sebagai sebuah individu. “Kumis” adalah representasi dari tubuh, sementara “kopi’ dari kultur, dan “penyaring” sebagai representasi dari karya sang penulis sendiri. Ada 12 cerpen dalam buku ini yang merupakan karya penulis yang sudah dipublikasikan di berbagai media nasional. Bahkan memenangi beberapa penghargaan untuk penulisan cerita pendek. Seperti ‘Cerpen Pilihan Temu Sastrawan Indonesia II 2009’, ‘Lomba Cipta Cerpen Pemuda Menpora RI 2010’, ‘Ubud Writers and Readers Festival 2011’. Pinto mengangkat realitas sosial dalam sebuah fiksi berbalut sejarah budaya. Baginya, artefak-artefak budaya tersebut hidup dalam dirinya. Bahkan meninggalkan tanda tanya tak berkesudahan, membuatnya selalu menulis kisah yang berpijak pada akar sejarah budaya tanah air. Dalam ‘Emma Haven’ penulis bertutur soal cinta, perbedaan, dan perpisahan dengan latar zaman penjajahan Belanda. Penulis juga cukup apik membawa keharuan dalam ‘Bakiak’, berkisah tentang cinta sejati, kesetiaan, dan situasi politik pasca 1965. Membaca lembar demi lembar buku ini pembaca seolah terlempar dalam lorong waktu dengan potongan-potongan sejarah negeri ini. |
521 | # | # | $a Umum |
650 | # | 4 | $a Cerita Pendek Indonesia |
700 | 0 | # | $a Agung Prastyo$e Ilustrator |
850 | # | # | $a JKPDJAK |
990 | # | # | $a J005179/23 |
Content Unduh katalog
Karya Terkait :