Cite This        Tampung        Export Record
Jenis Bahan Monograf
Judul Perempuan Kristiani Indonesia berteologi feminis dalam konteks / Editor : Asnath N. Natar
Pengarang Asnath N. Natar
EDISI Cet 1
Penerbitan Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2017
Deskripsi Fisik xxi, 348 halaman :ilustrasi ;21 cm.
ISBN 978-602-231-366-3
Subjek Perempuan
Feminis
Teologi
Kristen
Abstrak Saat ini kita dapat melihat tokoh-tokoh perempuan yang menduduki jabatan penting, seperti misalnya, Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti yang menduduki posisi sebagai menteri di pemerintahan. Hal ini sedikitnya menunjukkan bahwa seseorang tidak lagi mempermasalahkan gender untuk menduduki suatu jabatan penting, namun lebih kepada kemampuan dan kecakapan mereka dalam menjalankan perannya dalam suatu jabatan yang diembannya. Akan tetapi, permasalahan terkait dengan kesetaraan gender di tengah-tengah kita masih saja menjadi hal yang terus diperjuangkan oleh banyak aktivis perempuan yang melihat masih adanya ketidakadilan dan keterkekangan bagi kaum perempuan. Dalam hal kehidupan budaya dan agama misalnya, perempuan masih terjebak dalam budaya yang patriarkhal. Di kedua bidang ini masih terdapat pemikiran-pemikiran yang memosisikan wanita di bawah laki-laki (tidak dominan), tidak memiliki kuasa untuk dapat memiliki posisi yang setara dengan laki-laki atau bahkan melebihi laki-laki. Oleh karena itu, Pusat Studi Teologi Feminis Fakultas Theologia Duta Wacana membuat buku yang berjudul: Perempuan Kristiani Indonesia Berteologi Feminis dalam Konteks. Teologi Feminis itu sendiri merupakan gerakan yang mendukung gerakan feminis. Gerakan feminis menunjukkan sikap yang mengandung keyakinan kukuh mengenai kesetaraan antara perempuan dan laki-laki beserta komitmen untuk memperbarui masyarakat agar kesetaraan penuh antara perempuan dan laki-laki dihormati. Dalam buku ini juga dibukakan tokoh-tokoh perempuan dalam cerita Alkitab yang memiliki peran besar pada zamannya. Misalnya, cerita mengenai Ester yang begitu berani menghadap ke Raja Ahaysweros, Raja Persia pada saat itu, untuk membahas mengenai kepentingan bangsanya yang hendak dimusnahkan oleh Haman, pembesar kerajaan. Pada saat itu, tidak dibenarkan jika seseorang menghadap raja sebelum diperintahkan oleh sang raja. Namun, dari keberaniannya kita dapat melihat bagaimana Ester rela mengorbankan nyawanya dan menghadap raja demi sanak keluarga dan bangsanya terhindar dari pembunuhan massal. Selain Ester, masih banyak lagi tokoh-tokoh perempuan yang memiliki keberanian yang besar seperti Ester yang dibukakan dalam buku ini. Buku ini sendiri merupakan kumpulan pemikiran maupun pengalaman dari 14 penulis berteologi feminis dalam konteks negara Indonesia. Hal ini juga patut disambut gembira di tengah kurangnya literatur dalam bidang teologi feminis yang ditulis oleh orang Indonesia sendiri sehingga kasus-kasus yang dibukakan pun dapat lebih mudah dipahami oleh para pembacanya. Melalui buku ini, diharapkan dapat membuka wawasan banyak orang (perempuan ataupun laki-laki) terkait dengan feminisme dan membebaskan perempuan dari budaya dan teologi yang patriarkhal.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Tidak diketahui / tidak ditentukan

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
00005249710 KC/261 ASN p Diolah Perpustakaan Jakarta - Kuningan - Kuningan Validasi (KCKR) Diolah
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000363
005 20201106085816
008 201106###########################0#ind##
020 # # $a 978-602-231-366-3
035 # # $a 0010-1017000113
082 # # $a 261
084 # # $a KC/261 ASN p
100 0 # $a Asnath N. Natar
245 1 # $a Perempuan Kristiani Indonesia berteologi feminis dalam konteks /$c Editor : Asnath N. Natar
250 # # $a Cet 1
260 # # $a Jakarta :$b BPK Gunung Mulia,$c 2017
300 # # $a xxi, 348 halaman : $b ilustrasi ; $c 21 cm.
520 # # $a Saat ini kita dapat melihat tokoh-tokoh perempuan yang menduduki jabatan penting, seperti misalnya, Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti yang menduduki posisi sebagai menteri di pemerintahan. Hal ini sedikitnya menunjukkan bahwa seseorang tidak lagi mempermasalahkan gender untuk menduduki suatu jabatan penting, namun lebih kepada kemampuan dan kecakapan mereka dalam menjalankan perannya dalam suatu jabatan yang diembannya. Akan tetapi, permasalahan terkait dengan kesetaraan gender di tengah-tengah kita masih saja menjadi hal yang terus diperjuangkan oleh banyak aktivis perempuan yang melihat masih adanya ketidakadilan dan keterkekangan bagi kaum perempuan. Dalam hal kehidupan budaya dan agama misalnya, perempuan masih terjebak dalam budaya yang patriarkhal. Di kedua bidang ini masih terdapat pemikiran-pemikiran yang memosisikan wanita di bawah laki-laki (tidak dominan), tidak memiliki kuasa untuk dapat memiliki posisi yang setara dengan laki-laki atau bahkan melebihi laki-laki. Oleh karena itu, Pusat Studi Teologi Feminis Fakultas Theologia Duta Wacana membuat buku yang berjudul: Perempuan Kristiani Indonesia Berteologi Feminis dalam Konteks. Teologi Feminis itu sendiri merupakan gerakan yang mendukung gerakan feminis. Gerakan feminis menunjukkan sikap yang mengandung keyakinan kukuh mengenai kesetaraan antara perempuan dan laki-laki beserta komitmen untuk memperbarui masyarakat agar kesetaraan penuh antara perempuan dan laki-laki dihormati. Dalam buku ini juga dibukakan tokoh-tokoh perempuan dalam cerita Alkitab yang memiliki peran besar pada zamannya. Misalnya, cerita mengenai Ester yang begitu berani menghadap ke Raja Ahaysweros, Raja Persia pada saat itu, untuk membahas mengenai kepentingan bangsanya yang hendak dimusnahkan oleh Haman, pembesar kerajaan. Pada saat itu, tidak dibenarkan jika seseorang menghadap raja sebelum diperintahkan oleh sang raja. Namun, dari keberaniannya kita dapat melihat bagaimana Ester rela mengorbankan nyawanya dan menghadap raja demi sanak keluarga dan bangsanya terhindar dari pembunuhan massal. Selain Ester, masih banyak lagi tokoh-tokoh perempuan yang memiliki keberanian yang besar seperti Ester yang dibukakan dalam buku ini. Buku ini sendiri merupakan kumpulan pemikiran maupun pengalaman dari 14 penulis berteologi feminis dalam konteks negara Indonesia. Hal ini juga patut disambut gembira di tengah kurangnya literatur dalam bidang teologi feminis yang ditulis oleh orang Indonesia sendiri sehingga kasus-kasus yang dibukakan pun dapat lebih mudah dipahami oleh para pembacanya. Melalui buku ini, diharapkan dapat membuka wawasan banyak orang (perempuan ataupun laki-laki) terkait dengan feminisme dan membebaskan perempuan dari budaya dan teologi yang patriarkhal.
600 # 4 $a Kristen
650 # 4 $a Feminis
650 # 4 $a Perempuan
650 # 4 $a Teologi
990 # # $a D000737/17
Content Unduh katalog